Ciamis Pos – Massa mahasiswa yang tergabung dalam aksi unjuk rasa bertajuk “Indonesia Gelap” akhirnya membubarkan diri setelah sebelumnya terjadi ketegangan dengan aparat keamanan di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, pada Senin malam. Demonstrasi yang berlangsung sejak sore hari ini menjadi sorotan karena sempat diwarnai aksi pembakaran dan upaya merobohkan barikade beton yang dipasang oleh aparat.
Kelompok mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) dan berbagai elemen mahasiswa dari wilayah Jabodetabek mulai berkumpul pada pukul 15.00 WIB. Mereka menyuarakan berbagai tuntutan terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat. Aksi tersebut terus berlangsung hingga malam hari dan akhirnya berakhir pada pukul 20.20 WIB.
Sebelum membubarkan diri, suasana sempat memanas ketika beberapa peserta aksi membakar benda di lokasi dan berusaha menjatuhkan barikade beton yang dipasang sebagai penghalang. Selain itu, terjadi pelemparan botol ke arah aparat keamanan, yang semakin meningkatkan ketegangan di sekitar area demonstrasi. Namun, situasi tersebut dapat dikendalikan setelah aparat memberikan peringatan tegas pada pukul 20.04 WIB, mengingatkan massa untuk tidak melakukan tindakan provokatif lebih lanjut.
Meskipun sebagian besar peserta aksi mulai meninggalkan lokasi setelah peringatan tersebut, beberapa di antaranya masih bertahan di tempat. Namun, akhirnya pada pukul 20.20 WIB, seluruh massa aksi membubarkan diri secara mandiri setelah berbagai tuntutan mereka disampaikan.
Tuntutan Aksi “Indonesia Gelap”
Koordinator Pusat BEM SI, Satria, menyatakan bahwa aksi ini merupakan representasi dari kekhawatiran dan kecemasan mahasiswa terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat. Ia menegaskan bahwa demonstrasi ini bertujuan untuk menyampaikan kritik terhadap berbagai aspek, termasuk pendidikan, agraria, dan keadilan sosial.
Mahasiswa dalam aksi ini mengajukan sejumlah tuntutan utama, di antaranya:
- Mewujudkan pendidikan gratis, ilmiah, dan demokratis serta membatalkan kebijakan pengurangan anggaran pendidikan yang dinilai merugikan sektor akademik.
- Mencabut proyek strategis nasional (PSN) yang bermasalah dan mengimplementasikan reforma agraria yang lebih adil, mengingat banyak proyek dianggap sebagai bentuk perampasan tanah rakyat.
- Menolak revisi Undang-Undang (RUU) Minerba, yang dinilai dapat membungkam kebebasan akademik dan kritik di lingkungan kampus.
- Menghapus kebijakan multifungsi TNI, yang dipandang berpotensi menciptakan represi dan menghambat kehidupan demokratis di Indonesia.
- Mencabut Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025, karena dianggap sebagai ancaman terhadap isu-isu penting seperti pendidikan dan kesehatan.
- Mengevaluasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) agar dapat berjalan tepat sasaran dan tidak menjadi alat politik tertentu.
- Merealisasikan anggaran tunjangan kinerja dosen, guna meningkatkan kesejahteraan akademisi serta kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.
Melalui aksi ini, mahasiswa berharap agar pemerintah dapat lebih memperhatikan aspirasi rakyat dan mempertimbangkan kembali kebijakan-kebijakan yang dinilai merugikan masyarakat luas. Demonstrasi ini juga menjadi bentuk nyata dari kebebasan berpendapat yang dijamin dalam sistem demokrasi di Indonesia.