Ciamis Pos – Bailong, seekor kuda yang dikenal karena keberaniannya, akhirnya meninggal dunia pada 11 Februari setelah berjuang melawan penyumbatan usus yang parah. Kematian Bailong terjadi tujuh hari setelah melakukan aksi heroik yang menyelamatkan nyawa seorang pria yang tenggelam di Sungai Hanjiang, Kota Xiantao, pada 4 Februari. Yelibay Dosunbek, pemilik kuda tersebut, mengungkapkan bahwa meskipun Bailong telah mendapatkan perawatan medis yang intensif, kondisinya tidak dapat diselamatkan.
Kuda yang bernama Bailong, yang berarti “naga putih”, merupakan kuda campuran berumur tujuh tahun yang berasal dari Xinjiang. Pada hari itu, Bailong, yang ditunggangi oleh Yelibay, berjuang dengan gigih menyelamatkan seorang pria yang tenggelam di sungai yang sangat dingin. Dengan keberanian luar biasa, Bailong berenang hampir 40 meter untuk mencapai pria tersebut dan menariknya ke tepi sungai, dibantu oleh Liu Hangzhou, seorang warga lokal yang memiliki minat terhadap renang musim dingin.
Setelah upaya heroik tersebut, Bailong menunjukkan gejala yang mengkhawatirkan, termasuk kehilangan nafsu makan dan diare. Pada 5 Februari, Bailong segera menerima perawatan medis dari dokter hewan, tetapi pada 6 Februari, kondisinya mulai memburuk. Kuda itu mengalami demam tinggi dan sembelit. Namun, meskipun segala upaya telah dilakukan, Bailong tidak dapat bertahan dan meninggal pada 11 Februari akibat penyumbatan usus yang terjadi secara tiba-tiba.
Xiao Siyu, seorang lektor kepala di Universitas Pertanian Huazhong yang juga terlibat dalam tim perawatan Bailong, menjelaskan bahwa penyumbatan usus adalah kondisi darurat yang sering kali berakhir dengan kematian pada kuda. Usus yang terpelintir menyebabkan gangguan serius yang mengancam jiwa, dengan tingkat kematian yang sangat tinggi jika tidak segera ditangani.
Kematian Bailong memicu reaksi emosional dari warga Xiantao dan masyarakat luas. Sebagai bentuk penghormatan, banyak warga yang meletakkan bunga di tepi Sungai Hanjiang tempat Bailong melakukan penyelamatan tersebut. Pemerintah setempat juga mengumumkan rencana untuk mendirikan sebuah patung Bailong sebagai penghormatan atas keberaniannya, dan acara menyeberangi sungai yang sebelumnya ada akan diganti namanya menjadi Piala Bailongma, yang berarti “kuda naga putih”.
Dalam rangka memberikan penghargaan atas aksi heroik Yelibay, Kamar Dagang Xinjiang di Xiantao mengumumkan bahwa mereka akan memberikan seekor kuda putih baru kepada Yelibay. Kuda pengganti ini, yang akan dikirimkan dari Xinjiang pada akhir Maret atau awal April, dimaksudkan untuk melanjutkan warisan Bailong. Chen Huibing, presiden Kamar Dagang Xinjiang, menyatakan bahwa pemberian kuda tersebut juga menjadi simbol persatuan etnis.
Yelibay sendiri mengungkapkan bahwa meskipun dirinya merasa sangat kehilangan, ia tidak menyesal atas keputusan untuk melompat ke sungai demi menyelamatkan nyawa seseorang. Dalam wawancaranya, Yelibay menyatakan bahwa jika diberikan kesempatan sekali lagi, ia akan melakukan hal yang sama demi menyelamatkan nyawa tanpa ragu.
Kisah Bailong tidak hanya menginspirasi warga Xiantao, tetapi juga memunculkan rasa haru dan kekaguman di seluruh China. Keberanian kuda tersebut dan tindakan heroik yang dilakukan bersama pemiliknya, Yelibay, menggambarkan nilai-nilai kemanusiaan dan keberanian yang seharusnya dihargai oleh setiap orang. Dengan penghargaan yang diterima Bailong dan rencana untuk mendirikan patungnya, diharapkan kisah ini akan terus dikenang dan menjadi simbol kekuatan serta semangat juang yang tidak pernah padam.