Ciamis Pos – Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat sejak Kamis (6/2) telah menyebabkan satu orang meninggal dunia serta tujuh lainnya masih dinyatakan hilang. Cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah tersebut menjadi pemicu utama bencana yang berdampak luas pada masyarakat.
Manajer Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Pusdalops BPBD) Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna, mengungkapkan bahwa para korban berasal dari tiga kecamatan, yaitu Simpenan, Lengkong, dan Palabuhanratu. Hingga saat ini, pencarian korban yang hilang masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan.
Berdasarkan data sementara, korban jiwa yang terdampak bencana ini tersebar di beberapa wilayah. Di Kecamatan Simpenan, seorang warga dilaporkan meninggal dunia, sementara satu lainnya masih belum ditemukan. Sementara itu, di Kecamatan Lengkong, tiga orang dinyatakan hilang. Sedangkan di Kecamatan Palabuhanratu, dua korban juga masih dalam pencarian.
Tim SAR gabungan terus berupaya mencari korban yang hilang di tengah kondisi medan yang cukup sulit akibat tanah yang masih labil dan arus banjir yang belum sepenuhnya surut. Upaya penyelamatan dilakukan dengan menyisir lokasi-lokasi terdampak menggunakan peralatan khusus untuk evakuasi.
Hingga saat ini, jumlah warga terdampak masih dalam proses pendataan, karena data yang masuk terus berkembang. Meski demikian, seluruh wilayah yang terkena dampak telah mendapatkan penanganan awal dari pihak berwenang. Bantuan logistik dan medis telah mulai disalurkan kepada warga yang membutuhkan, sementara posko darurat juga telah didirikan untuk menampung mereka yang kehilangan tempat tinggal.
Bencana ini tidak hanya menyebabkan korban jiwa, tetapi juga merusak berbagai infrastruktur dan permukiman warga. Berdasarkan laporan sementara, kecamatan yang terdampak akibat hujan deras yang memicu banjir dan longsor meliputi Kadudampit, Curugkembar, Simpenan, Palabuhanratu, Waluran, Bantargadung, Cisaat, Cikembar, Warungkiara, Sagaranten, Lengkong, Jampangtengah, Ciemas, Cimanggu, Pabuaran, Gunungguruh, dan Cikakak.
Pihak BPBD mengimbau warga yang tinggal di daerah rawan bencana untuk tetap waspada, mengingat curah hujan yang tinggi masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan. Koordinasi antara pemerintah daerah, tim SAR, serta masyarakat setempat terus dilakukan agar proses pencarian korban dan pemulihan pascabencana dapat berjalan dengan optimal.
Pemerintah juga menegaskan bahwa seluruh upaya penyelamatan akan terus dilakukan hingga semua korban yang hilang ditemukan. Di sisi lain, bantuan untuk warga terdampak terus disalurkan agar kebutuhan dasar mereka tetap terpenuhi di tengah kondisi darurat ini.