Ciamis Pos – Gunung Semeru, yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, tercatat mengalami empat kali erupsi dalam waktu singkat pada Sabtu dinihari. Letusan yang terjadi memiliki ketinggian antara 400 hingga 700 meter di atas puncak Semeru atau Mahameru.
Erupsi pertama terdeteksi pada pukul 01.04 WIB, dengan kolom letusan mencapai 400 meter di atas puncak gunung. Abu vulkanik yang dikeluarkan terlihat berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal dan bergerak ke arah barat daya. Berdasarkan laporan yang diterima, aktivitas vulkanik ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm serta berlangsung selama 102 detik.
Selanjutnya, erupsi kedua terjadi pada pukul 01.26 WIB dengan kolom letusan mencapai ketinggian 500 meter di atas puncak atau sekitar 4.176 mdpl. Serupa dengan sebelumnya, kolom abu yang muncul juga berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal mengarah ke barat daya. Getaran akibat erupsi ini kembali terekam di seismograf dengan amplitudo yang sama, yaitu 22 mm, dan berlangsung selama 119 detik.
Sekitar satu jam setelah letusan kedua, aktivitas vulkanik kembali terjadi pada pukul 02.29 WIB. Kali ini, kolom letusan tercatat lebih tinggi, mencapai 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 mdpl. Arah pergerakan abu vulkanik masih menuju barat daya dengan intensitas yang cukup tebal. Seismograf kembali mencatat aktivitas ini dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 106 detik.
Pada pukul 04.56 WIB, erupsi keempat terjadi dengan ketinggian kolom letusan sekitar 500 meter di atas puncak. Berbeda dari letusan sebelumnya, kolom abu kali ini terpantau bergerak ke arah selatan. Durasi erupsi tercatat selama 100 detik dengan amplitudo maksimum 22 mm.
Dengan meningkatnya aktivitas vulkanik ini, status Gunung Semeru masih dinyatakan dalam level waspada. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mengeluarkan beberapa rekomendasi kepada masyarakat sekitar. Warga diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius delapan kilometer dari pusat erupsi, terutama di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan. Selain itu, masyarakat juga dilarang memasuki area sejauh 500 meter dari tepi sungai Besuk Kobokan, mengingat potensi perluasan awan panas serta aliran lahar dapat mencapai hingga 13 kilometer dari puncak.
Tidak hanya itu, larangan aktivitas juga diberlakukan dalam radius tiga kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena tingginya risiko lontaran batu pijar. Selain itu, masyarakat di sekitar aliran sungai dan lembah yang berhulu di puncak gunung, seperti Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, diimbau untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya awan panas, guguran lava, serta lahar hujan. Sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan juga berpotensi terdampak oleh aliran lahar.
Dengan adanya aktivitas vulkanik yang terus berlanjut, masyarakat di sekitar Gunung Semeru diminta untuk selalu mengikuti arahan dari pihak berwenang dan memperbarui informasi terkait kondisi gunung dari sumber resmi. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan menjadi hal penting guna menghindari risiko yang lebih besar akibat erupsi yang sewaktu-waktu dapat kembali terjadi.