Ciamis Pos – Brigade Al Qassam, yang merupakan sayap militer Hamas, menuding Israel berusaha menghindari kewajiban yang telah disepakati dalam perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza. Pernyataan ini disampaikan oleh juru bicara Al Qassam, Abu Ubaida, dalam siaran televisi yang dikutip oleh Anadolu pada hari Jumat.
Dalam pernyataannya, Ubaida menekankan bahwa kestabilan kawasan hanya dapat terwujud jika Israel dipaksa untuk mematuhi seluruh ketentuan gencatan senjata yang telah mereka sepakati. Menurutnya, pemimpin Israel, Benjamin Netanyahu, lebih memprioritaskan kepentingan politik pribadinya dibandingkan keselamatan para sandera yang masih berada dalam konflik ini.
Faksi-faksi Palestina, menurut Ubaida, telah menunjukkan komitmennya dalam menjalankan kesepakatan gencatan senjata yang mulai berlaku pada 19 Januari. Salah satu poin penting dalam kesepakatan tersebut adalah pertukaran tahanan, yang hingga kini masih dijalankan oleh pihak Palestina.
Lebih lanjut, Ubaida menegaskan bahwa apa yang gagal diperoleh Israel melalui peperangan tidak akan dapat dicapai melalui ancaman dan taktik penipuan. Ia juga menyatakan bahwa pasukan Hamas memiliki kapasitas untuk melakukan serangan balik jika konflik terus berlanjut.
Selain itu, ancaman yang terus dilontarkan oleh Israel disebutnya sebagai bukti kelemahan dan ketidakmampuan mereka dalam menghadapi perlawanan dari pihak Palestina. Brigade Al Qassam, menurutnya, tetap bersiaga dalam menghadapi segala kemungkinan yang terjadi di medan pertempuran.
Situasi di Gaza hingga saat ini masih berada dalam ketegangan tinggi, meskipun telah ada kesepakatan gencatan senjata yang disepakati kedua belah pihak. Masyarakat internasional terus mendesak agar perjanjian yang telah disepakati dapat dijalankan sepenuhnya demi menghindari eskalasi lebih lanjut.