Ciamis Pos – Komunitas Bakul Budaya yang berada di bawah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) baru-baru ini menggelar acara bertajuk “Cap Go Meh ala Bakul Budaya di Kampus UI.” Acara ini diadakan untuk memperkenalkan budaya peranakan Tionghoa, yang merupakan bagian dari kekayaan budaya Indonesia, kepada masyarakat kampus dan umum. Dengan tema yang mencerminkan keberagaman, acara ini bertujuan untuk merayakan dan melestarikan warisan budaya yang ada di tanah air.
Menurut Dewi Fajar Marhaeni, yang menjabat sebagai Ketua Umum Bakul Budaya, acara tersebut adalah bagian dari misi besar komunitas ini untuk melestarikan budaya serta merajut kebhinnekaan. Ia menyatakan bahwa melalui perayaan Cap Go Meh, yang juga dikenal sebagai puncak perayaan Tahun Baru Imlek, pesan dari semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” dapat diwujudkan secara nyata. Acara ini juga merupakan langkah Bakul Budaya dalam memajukan kebudayaan di tingkat akar rumput.
Perayaan dimulai dengan Pasar Bakul yang menjual berbagai kuliner dan fesyen khas peranakan Tionghoa. Kuliner yang dijual di pelataran FIB UI ini menjadi daya tarik utama, menyajikan berbagai hidangan yang lazim ditemukan saat perayaan Cap Go Meh, yang menjadi penutup rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek. Selain itu, pengunjung juga dapat menemukan berbagai produk fesyen, seperti batik dan kebaya encim, serta pernak-pernik khas yang menambah keseruan suasana.
Salah satu highlight dari acara ini adalah diskusi budaya yang menghadirkan Dr. Rahadjeng Pulungsari Hadi, dosen dari FIB UI, bersama dengan antropolog dan kolektor wastra Nusantara, Notty J. Mahdi. Dalam diskusi ini, berbagai aspek terkait budaya peranakan Tionghoa dibahas dengan mendalam, termasuk kontribusi budaya ini dalam membentuk identitas bangsa Indonesia yang multikultural.
Dekan FIB UI, Dr. Bondan Kanumoyoso, juga memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan acara Cap Go Meh ini. Ia menilai bahwa kegiatan ini memiliki peran yang sangat penting dalam memperkuat jati diri bangsa Indonesia. Menurutnya, Bakul Budaya FIB UI telah menunjukkan komitmen yang luar biasa dalam memajukan kebudayaan Indonesia secara konkret melalui acara seperti ini. Dr. Bondan mengungkapkan keyakinannya bahwa kegiatan semacam ini akan membantu meningkatkan rasa cinta terhadap budaya lokal, serta memperkuat rasa kebangsaan di kalangan generasi muda.
Selain memperkenalkan budaya peranakan Tionghoa, acara ini juga mengangkat tema peduli lingkungan. Peserta acara diajak untuk membawa perlengkapan pribadi, seperti botol minum dan kantong belanja, guna mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Gerakan ini sejalan dengan upaya untuk menjaga keberlanjutan lingkungan, sekaligus mengajarkan pentingnya kesadaran terhadap sampah yang dihasilkan selama acara.
Perayaan Cap Go Meh di FIB UI bukan hanya sekadar acara budaya, tetapi juga merupakan upaya nyata dalam merayakan keberagaman, memperkenalkan warisan budaya Indonesia, dan mengajak semua pihak untuk lebih peduli terhadap keberlanjutan lingkungan. Dengan berbagai pertunjukan menarik, diskusi yang mendalam, dan semangat kebersamaan yang ditampilkan, acara ini menjadi ajang penting dalam memupuk rasa nasionalisme dan kecintaan terhadap budaya lokal di kalangan mahasiswa dan masyarakat luas.
Pada akhir acara, rangkaian Cap Go Meh ditutup dengan penampilan Tari Yapong, Bakul Swara, dan atraksi barongsai yang semakin menghidupkan suasana. Penampilan ini juga menjadi simbol dari perpaduan budaya yang indah, menunjukkan bahwa keberagaman adalah kekuatan yang memperkaya bangsa Indonesia.