Ciamis Pos – Menjelang bulan suci Ramadhan 2025, volume impor kurma di Indonesia mengalami peningkatan signifikan. Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pada Januari 2025 tercatat bahwa sebanyak 16,43 ribu ton kurma telah diimpor dengan nilai transaksi mencapai 20,68 juta dolar AS atau sekitar Rp335 miliar (dengan kurs Rp16.200 per dolar AS).
Dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta pada Senin, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengungkapkan bahwa Mesir menjadi negara dengan kontribusi terbesar dalam impor kurma ke Indonesia. Ia menjelaskan bahwa dari total impor tersebut, sebanyak 10,15 ribu ton berasal dari Mesir, yang setara dengan 61,8 persen dari keseluruhan volume impor kurma di Indonesia.
Selain Mesir, sumber impor utama lainnya berasal dari Arab Saudi yang menyumbang sebanyak 1,88 ribu ton atau sekitar 11,42 persen dari total impor. Sementara itu, Uni Emirat Arab juga berperan dalam memasok kurma ke Indonesia dengan total 1,76 ribu ton, atau sekitar 10,71 persen dari keseluruhan impor.
Amalia juga menjelaskan bahwa berdasarkan tren tahunan, peningkatan impor kurma biasanya terjadi sekitar lima bulan sebelum memasuki bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Tren ini menunjukkan bahwa permintaan terhadap kurma di Indonesia mengalami lonjakan setiap kali mendekati periode ibadah puasa.
Sebagai perbandingan, pada Desember 2024, jumlah kurma yang masuk ke pasar domestik tercatat sebanyak 10,5 ribu ton. Peningkatan impor yang terjadi pada Januari 2025 ini menunjukkan adanya persiapan dari para pedagang dalam memenuhi permintaan pasar yang diperkirakan akan terus meningkat menjelang bulan puasa.
Di sisi lain, Indonesia juga mencatat kinerja perdagangan yang cukup positif pada Januari 2025. Berdasarkan laporan yang sama dari BPS, Indonesia berhasil memperoleh surplus neraca perdagangan sebesar 3,45 miliar dolar AS. Angka ini diperoleh dari total nilai ekspor yang mencapai 21,45 miliar dolar AS, dikurangi nilai impor sebesar 18 miliar dolar AS pada periode yang sama.
Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya (month-to-month), surplus perdagangan Indonesia mengalami peningkatan sebesar 1,21 miliar dolar AS. Sementara itu, secara tahunan (year-on-year), neraca perdagangan mencatat kenaikan sebesar 1,45 miliar dolar AS.
Dengan adanya surplus perdagangan ini, Indonesia menunjukkan ketahanan ekonominya di tengah dinamika perdagangan global. Sementara itu, peningkatan impor kurma menjadi indikator meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap buah khas Timur Tengah ini, terutama dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan.