Ciamis Pos – Banjir yang melanda Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, berdampak pada sektor peternakan di wilayah tersebut. Merespons kondisi ini, Kementerian Pertanian (Kementan) segera mengambil langkah cepat untuk memastikan kesehatan ternak tetap terjaga serta mencegah penyebaran penyakit pascabanjir. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menerjunkan tim kesehatan hewan ke lokasi terdampak.

Direktur Kesehatan Hewan Kementan, Imron Suandy, menyatakan bahwa tim kesehatan hewan diterjunkan guna memastikan kondisi ternak tetap sehat serta mengurangi risiko penyebaran penyakit setelah banjir surut. Di Rumah Potong Hewan Ruminansia (RPHR) Harapan Baru, Kota Bekasi, berbagai bantuan seperti disinfektan, obat-obatan, vitamin, dan perlengkapan medis telah disalurkan oleh Kementan. Langkah ini diambil sebagai tindakan pencegahan agar kondisi hewan tetap stabil pascabanjir.

Selain itu, Imron juga meninjau langsung proses pemulihan di fasilitas tersebut. Ia mengungkapkan bahwa area kandang yang sebelumnya sempat terendam banjir kini mulai mengering, dan pemeriksaan kesehatan ternak telah dilakukan. Dari hasil pemeriksaan, seluruh hewan dinyatakan dalam kondisi sehat. Proses sterilisasi direncanakan segera dilakukan setelah pembersihan lumpur selesai, sebagai langkah pencegahan terhadap potensi penyebaran penyakit.

Dukungan yang diberikan oleh Kementan mendapatkan apresiasi dari Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah RPH Harapan Baru, M. Subarkah. Menurutnya, bantuan tersebut sangat membantu dalam mempercepat pemulihan layanan rumah potong hewan. Ia juga memastikan bahwa seluruh area akan dibersihkan dan dijaga kebersihannya sebelum kembali beroperasi penuh.

Selain fokus pada RPHR Harapan Baru, perhatian juga diberikan kepada Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kota Bekasi. Banjir yang terjadi telah menyebabkan kerusakan pada stok obat serta peralatan medis yang ada di fasilitas tersebut. Selain itu, sekitar 70 ekor ternak terdampak banjir di wilayah ini. Untuk menanggulangi situasi tersebut, Kementan melakukan identifikasi awal terhadap kondisi ternak dan memberikan pengobatan lanjutan sejak Kamis, 6 Maret 2025.

Di Kabupaten Bekasi, penanganan serupa juga dilakukan, khususnya di Desa Jayasempurna, Kecamatan Serang Baru. Laporan dari Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Pakan (BPMSP) Kementan menyebutkan bahwa banjir telah menggenangi lokasi peternakan Kelompok Pegadungan, tempat sekitar 75 ekor sapi dipelihara. Di antara sapi-sapi tersebut, terdapat 20 ekor sapi betina Peranakan Ongole (PO) yang sebelumnya merupakan bantuan dari Kementan pada tahun 2023.

Ketika banjir terjadi, peternak berusaha menggiring ternak ke dataran yang lebih tinggi untuk menyelamatkan mereka dari luapan air. Hingga Rabu, 5 Maret, sebanyak 30 ekor sapi telah berhasil dikembalikan ke kandang. Namun, beberapa ekor lainnya masih dalam proses pencarian, sementara enam ekor sapi diduga hanyut terbawa arus.

Sebagai langkah mitigasi, Kementan kembali menyalurkan bantuan tambahan berupa disinfektan, vitamin, analgesik, antiseptik, dan berbagai perlengkapan medis lainnya. Bantuan ini disiapkan untuk mempercepat respons apabila situasi darurat kembali terjadi di masa mendatang.

Imron menegaskan bahwa prioritas utama dalam situasi ini adalah menjaga kesehatan ternak, memulihkan layanan, serta memastikan produksi tetap berjalan tanpa gangguan. Ia juga mengimbau para peternak agar lebih waspada terhadap potensi bencana serupa dan mengambil langkah-langkah pencegahan guna mengurangi risiko yang dapat ditimbulkan oleh banjir terhadap sektor peternakan.

Melalui upaya yang dilakukan, diharapkan dampak banjir terhadap sektor peternakan di Bekasi dapat diminimalkan. Dengan adanya kerja sama antara pemerintah dan para peternak, pemulihan dapat berjalan lebih cepat, sehingga produktivitas peternakan dapat kembali normal dalam waktu yang tidak terlalu lama.

By admin 2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *