Ciamis Pos – Pemerintah tengah menyiapkan konsep Koperasi Desa Merah Putih sebagai layanan terpadu satu pintu (one-stop service) yang tidak hanya berfungsi sebagai koperasi biasa, tetapi juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas lain, seperti gudang penyimpanan, cold storage, apotek, klinik, serta unit simpan pinjam. Menteri Koperasi dan UKM, Budi Arie Setiadi, menjelaskan bahwa koperasi ini akan dikembangkan sesuai dengan keunggulan dan kebutuhan masing-masing desa.

Dalam rencana yang telah disusun, Koperasi Desa Merah Putih akan memiliki enam jenis layanan utama. Fasilitas tersebut mencakup gudang, cold storage, kantor koperasi, apotek desa, klinik desa, serta unit simpan pinjam. Menurut Budi Arie, mekanisme dan skema pengelolaannya masih dalam tahap perhitungan, mengingat setiap desa memiliki karakteristik yang berbeda. Beberapa desa berfokus pada sektor pertanian, sebagian lainnya bergerak di bidang perikanan, sedangkan desa-desa yang lebih berkembang memiliki suasana yang menyerupai perkotaan meskipun statusnya masih sebagai desa atau kelurahan.

Berdasarkan pemetaan yang telah dilakukan, sekitar 85 persen desa di Indonesia dikategorikan sebagai desa pertanian, sementara 15 persen lainnya termasuk dalam kelompok desa agro-maritim. Dengan kondisi yang beragam tersebut, model Koperasi Desa Merah Putih nantinya akan menyesuaikan dengan kebutuhan spesifik masing-masing daerah agar dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat desa.

Terkait dengan anggaran, Menteri Koperasi memperkirakan bahwa setiap koperasi desa akan membutuhkan biaya pembangunan sekitar Rp5 miliar. Anggaran tersebut mencakup pembangunan gudang, fasilitas cold storage, gerai koperasi, serta pengadaan dua unit truk dan bengkel di setiap desa. Truk yang disediakan akan difungsikan untuk mengangkut hasil produksi desa sekaligus mendistribusikan barang kebutuhan masyarakat desa. Dengan adanya sistem transportasi ini, diharapkan konektivitas ekonomi desa semakin lancar dan rantai pasokan barang menjadi lebih efisien.

Pemerintah saat ini masih terus menggodok berbagai aspek dalam pembentukan Koperasi Desa Merah Putih, termasuk skema pembiayaan, prinsip operasional, serta perincian teknis lainnya. Beberapa kementerian yang turut terlibat dalam program ini di antaranya Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertanian, serta Kementerian Desa. Proses perumusan lebih lanjut akan terus dilakukan guna memastikan implementasi program ini berjalan dengan efektif.

Budi Arie menegaskan bahwa prinsip-prinsip dasar dalam pembentukan koperasi desa telah ditetapkan, meskipun detail teknis dan skema pembiayaan masih dalam tahap diskusi lebih lanjut. Setelah rancangan utama selesai, pemerintah akan kembali membahasnya dalam pertemuan lanjutan guna menyusun kebijakan yang lebih konkret.

Presiden Prabowo Subianto sendiri telah mengadakan pertemuan dengan beberapa menteri di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Jumat pagi. Dalam pertemuan tersebut, Menteri Koperasi dan UKM Budi Arie Setiadi serta Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian diminta untuk membahas langkah-langkah strategis dalam realisasi Koperasi Desa Merah Putih.

Pada siang harinya, di lokasi yang sama, Presiden juga menggelar pertemuan dengan Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM sekaligus Ketua Badan Pelaksana (CEO) BPI Danantara, Rosan P. Roeslani, serta Menteri BUMN Erick Thohir untuk membahas perkembangan program Danantara.

Dengan adanya Koperasi Desa Merah Putih, pemerintah berharap ekonomi pedesaan dapat berkembang lebih pesat dan masyarakat desa mendapatkan akses yang lebih baik terhadap layanan ekonomi, kesehatan, serta kebutuhan dasar lainnya. Program ini diharapkan tidak hanya menjadi solusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, tetapi juga mendorong pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia.

By admin 2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *