Ciamis Pos – Para developer blockchain di Indonesia menyatakan pentingnya pemberdayaan developer lokal untuk memastikan keberhasilan pengembangan Web3 di Tanah Air. William Sutanto, pendiri komunitas developer blockchain Indonesia, BlockDevId, menjelaskan bahwa teknologi blockchain terus berkembang pesat. Ia menyebutkan bahwa meski banyak orang mengenal blockchain melalui Bitcoin dan cryptocurrency lainnya, pengembangan Web3 juga memiliki potensi besar dan tantangan tersendiri di Indonesia.
Web3, yang merupakan generasi ketiga dari teknologi web, berfokus pada prinsip desentralisasi, keamanan, dan privasi pengguna. Web3 bertujuan untuk mengatasi berbagai kekurangan yang ada pada Web 2.0, seperti kontrol yang terpusat dan kerentanannya terhadap serangan siber. Menurut William, agar implementasi Web3 di Indonesia dapat berjalan dengan optimal, pemberdayaan developer lokal menjadi hal yang sangat penting.
Untuk mewujudkan hal ini, komunitas BlockDevId bekerja sama dengan Manta Network dan Universitas Pembangunan Jaya (UPJ) Bintaro menyelenggarakan acara “Indonesia Hacker House” pada 9-18 Februari 2025. Acara ini bertujuan untuk mendorong adopsi dan pengembangan teknologi blockchain di Indonesia dengan fokus pada pemberdayaan developer lokal. William, yang juga menjabat sebagai CEO Indodax, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan para developer Indonesia untuk menciptakan solusi inovatif di atas teknologi blockchain.
William juga mencatat bahwa minat masyarakat Indonesia terhadap Web3 semakin meningkat, dan para developer lokal pun memiliki bakat yang mampu bersaing di tingkat internasional. Menurutnya, Indonesia memiliki regulasi yang terus berkembang secara positif. Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang berperan sebagai regulator industri kripto, telah membuka program Regulatory Sandbox yang memungkinkan proyek-proyek Web3 berpartisipasi. Meskipun masih ada beberapa ketidakpastian terkait regulasi, William percaya bahwa pemerintah semakin menyadari potensi besar yang dimiliki oleh industri ini.
Shubham, Kepala Ekosistem di Manta Network, menambahkan bahwa salah satu cara untuk menarik lebih banyak developer ke industri Web3 adalah dengan meningkatkan edukasi di tingkat universitas. Selain itu, program onboarding untuk developer Web2 juga penting agar mereka dapat bertransisi ke Web3 dengan mudah. Menurut Shubham, penyelenggaraan hackathon, workshop, serta mentorship dari para pelaku industri akan membantu meningkatkan pemahaman dan minat developer terhadap teknologi blockchain.
Kepala Program Studi Informatika di Universitas Pembangunan Jaya (UPJ), Dr. Ida Nurhaida, juga menyampaikan bahwa Indonesia Hacker House merupakan inisiatif strategis yang bertujuan untuk memberdayakan dan menginspirasi para developer Web3 di Indonesia. Dr. Ida percaya bahwa teknologi blockchain dan Web3 adalah masa depan. Dengan mendukung pengembangan talenta muda Indonesia melalui acara ini, UPJ berperan sebagai motor penggerak dalam menciptakan solusi digital yang berdampak positif bagi masyarakat.
Melalui upaya-upaya ini, diharapkan ekosistem developer Web3 di Indonesia akan semakin berkembang. Diharapkan pula, dengan kolaborasi yang lebih erat antara komunitas, universitas, dan sektor industri, adopsi teknologi blockchain dan Web3 dapat semakin luas di kalangan developer Indonesia. Seiring dengan tumbuhnya kesadaran dan pemahaman tentang potensi teknologi ini, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemain utama di ekosistem Web3 global.